Cara Menghitung Kerapatan Spora Dan Misalnya Memakai Haemocytometer
Jamur (Cendawan) ialah suatu organisme yang tidak mempunyai klorofil, biasanya hidup di lingkungan yang lembab, Jamur bersifat heterotof, biasanya jamur hidup dengan melaksanakan simbiosis mutualisme, yaitu saling simbiosis yang saling menguntungkan, namun ada juga jamur yang menjadi patogen penyakit bagi tanaman.
Jamur bisanya mempunyai inang berupa tanaman, serangga, dan juga sanggup tumbuh pada materi organik. jamur yang hidup pada serangga biasanya di sebut jamur entomopatogen, sedangkan jamur yang bersimbiosis mutualisme ialah mikoriza.
Oleh alasannya itu, Jamur juga bisa dipakai sebagai, biro hayati pengendalian serangga hama atau yang di sebut jamur entomopatogen.
Di Mikrobiologi, untuk mengetahui kemampuan bisul jamur atau tingkat keefektifan jamur menginfeksi inang nya, perlu adanya penugukuran kerapatan spora/ konidia, alasannya spora atau konidia berperan penting terhadap perkembangan jamur dan menginfeksi dari inang yang akan dikendalikan.
Kerapatan spora/ konidia sanggup diukur memakai Haemocytometer, alat ini biasanya juga dipakai untuk menghitung sel darah. Tentunya menghitungnya memakai di bawah mikroskop,
Inilah cara yang dilakukan untuk menghitung kerapatan spora.
- Langkah pertama yaitu menyiapkan air steril, test tube, mikroskop, suntikan, haemocytometer, dan biakan jamur di PDA, alkohol 90%, tween 80, jarum N, bunsen
- Isi testube memakai air steril sebanyak 9 ml, masing-masing 3 testube.
- Kemudian ambil biakan jamur memakai jarum n, tapi sebelum itu sterilkan tangan dan jarum N memakai alkohol, lalu bakar di bunsen, semoga steril.
- Masukan biakan tersebut ke dalam testube yang pertama
- Kemudian beri tween 80 dan gojok selama 30 detik.
- Lakukan pengenceran sebanyak 3 kali
- Setelah itu siapkan haemocytometer, dan tutup memakai cover glass.
- Setelah melaksanakan pengenceran, ambil air dari testube nomer 3 memakai suntikan, sebanyak 1 ml, lalu taruh diatas Haemocytometer.
- Kemudian mulailah menghitung.
Perhitungan konidia memakai rumus dari Balai Besar Pembenihan dan |Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya (2014) yaitu :
S = X x 103
L (mm2) x t (mm) x d
S : Jumlah konidia
X : Jumlah konidia yang dihitung
L : Lusas kotak hitung (0,04 x 5 = 0,2 mm2)
T : Kedalaman bidang hitung (0,1 mm )
d : Faktor pengenceran
103 : Volume suspensi yang dihitung (1ml =103 mm3)
Cara menghitung menggunakan Haemocytometer
sumber : Instagram |
kotak yang dipakai untuk menghitung spora |
Contoh data perhitungan spora
Nama jamur | Bidang Atas | Jmlh | Bidang bawah | Jmlh | ||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | |||
M.anisopliae | 3 | 5 | 3 | 4 | 3 | 18 | 4 | 4 | 3 | 2 | 4 | 17 |
B. bassiana | 4 | 5 | 3 | 6 | 4 | 22 | 3 | 1 | 4 | 2 | 4 | 14 |
Fusatium | 5 | 3 | 5 | 4 | 2 | 19 | 2 | 5 | 4 | 3 | 4 | 18 |
bidang atas dan bidang bawah di jumlah dan di bagi dua.
M. anisopliae
S = 17,5 x 103 = 8,75 x 108
0,2 x 0,1 x 10-3
B. Bassiana
S = 18 x 103 = 9 x 108
0,2 x 0,1 x 10-3
S = 18,5 x 103 = 9,25 x 108
0,2 x 0,1x 10-3
semoga artikel ini bermanfaat dan terimakasih.