Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Pembibitan Tebu Metode Single Bud Planting ( Memakai Satu Mata Tunas )



Pembibitan yang dilakukan pada tumbuhan tebu biasanya memakai bibit konvensional, bibit yang biasa dipakai yaitu bibit bagal dan bibit rayungan, kedua bibit tersebut mempunyai pengertian yang berbebda. Bibit rayungan yaitu bibit yang telah di kecambahkan, sehingga mata tunas telah tumbuh yang terdiri dari 1-2 mata tunas. Sedangkan bibit bagal yaitu bibit yang secara teknis yaitu bibit yang secara eksklusif ditanam di lahan pertanaman tebu yang terdiri dari 1-2 tunas.

Bibit tebu yang unggul di harapkan akan memeiliki potensi peningkatan produksi dan rendemen dari tebu,  mempunyai ukuran batang tebu yang besar, ukuran batang yang panjang, ruas tidak pendek, mempunyai daun yang relatif tegakdan jumlah daun tidak terlalu banyak. Penggunaan bibit bagal dan rayungan tidak efektif sebab pertumbuhan akan tidak seragam, sebab bibit akan menghasilkan tunas lebih dari satu, bahkan 2 dan 3 tunas. 

Sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas dari tebu, dan perbaikan mutu dari aspek budidaya yang harus terpenuhi, baik secara kuantitas dan kualitas. Bibit tebu yang berasal dari pembibitan konvensional dirasa kurang efesien dan efektif, salah satu solusi pembibitan yaitu pembibitan single bud.

Kelebihan dari pembibitan single bud adalah, lahan yang dipakai untuk areal pertanaman relatif sedikti, pembibitan akan lebih baik sebab perbanyakan tumbuhan lebih efektif, umur bibit lebih pendek dalam waktu 3 bulan telah sanggup di pindah ke areal pertanaman, 1 mata tunas menjadi 1 tumbuhan potensial, presentase kepastian tumbuh akan lebih tinggi. 

Kelemahan dari pembibitan ini adalah, sebab teknik ini belum banyak di ketahui, amak memrlukan pekerja yang terampil untuk memotong mata tunas, sistem pemeliharaan dan pemindahan bibit memerlukan kajian lebih lanjut.
berikut langkah-langkah pembibitan single bud.

1. Melakukan Kletek bibit

Bibit yang didapatkan dari batang tumbuhan tebu, terlebih dahulu harus di bersihkan atau dikletek, kemudian gres di bor, hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kletek yaitu batang bibit tebu harus bebas dari daduk. kletek bibit harus dilakukan hingga batang bersih.

2. Melakukan Seleksi Bibit

Seleksi bibit merupakan hal yang sangat penting, dimana seleksi bibit ini akan memilih terhadap keseragaman daya tumbuh yang merupakan salah satu keunggulan dari metode pembibitan singel bud. Sistem seleksi memakai metode sangkar rase.

3. Proses pengemplogan mata bibit

Pengemplogan dilakukan memakai alat pengeplogan, dan harus dilakukan oleh tenaga ahli, biar pengeplongan sempurna dan bibit tumbuh dengan baik.
4. Perlakuan Hot Water Treatment

Perlakuan hot water treatment perlu dilakukan sebab bertujuan memecah dormansi dari bibit yang akan di tanam, sekaligus mematikan penyakit ratton stuning desease. perlakuan memakai suhu 45 deraja celcius selama 20 menit

5. Pemberian Zat Pengatur Tumbuh dan Desinfektan.

Perlakuan Zat pengatur tumbuh bertujuan untuk memacu perkecambahan, dengan cara merendam bibit yang akan di gunakan kurang lebih selama 5 menit, dan perendaman desinfektan selama 3 menit, untuk mencegah serangan penyakit dan jamur.

6. Melakukan penanaman bibit mata satu ke bedengan

Penamanan dilakukan pada jarak tanam 2 x 2 cm, bibit akan di tanam di bedengan selama 10-15 hari, sehabis 10-15 hari atau hingga muncul 3 daun bibit di pindah ke pottray.

7. Proses penanaman bibit ke pottray

Setelah bibi tmemilik 3 daun, telah siap di pindah ke pottray. perlu diperhatikan prinsip acara yang akan dilakukan yaitu tumbuhan diberikan media tanam terbatas dan hanya sedikit diberikan unsur hara tanam sebanyak 5 gram NPK per 72 mata tunas, tujuannya biar bibit tumbuh kerdil dan mempunyai ruas-ruas pendek.

8. Penanaman bibit ke lahan.

Bibit pada usia 2-2,5 bulan di pottray telah siap dipindahkan ke lahan sebelum di pindah terlebih dahulu bibit di gores untuk menggurangi penguapan dikala bibit ditanam di lahan.


semoga bermanfaat, terimakasih


Sumber https://minatpedia.blogspot.com/